Cak Jahlun Berkunjung Ke Pondok Pesantren Putri

"Ayo cak ikut saya" ujar cak mif kepada cak jahlun

"Kemana?" tanya cak jahlun

"Ke pondok pesantren putri walisongo" jawab cak mif

"Ngapain?" tanyanya

"Nganterin undangan Orda (Organisasi Daerah)" kata cak mif

"Budaaal" (berangkaaat) kata cak jahlun dengan penuh semangat 45

Berangkatlah kedua orang tersebut menuju pondok pesantren putri walisongo untuk mengantarkan undangan Orda dengan berjalan kaki yang jaraknya sekitar setengah kilo dari pondok pesantren cak jahlun

Akhirnya Tibalah mereka berdua di gerbang pondok pesantren putri tersebut dan setelah melapor keperluannya kepada pak sekuriti, akhirnya keduanya diizinkan untuk masuk.

Dipanggillah Sebuah nama orang yang dituju oleh para pengurus pondok pesantren putri dengan menggunakan pengeras suara  Cak mif dan cak jahlun duduk di ruang tunggu tamu, kemudian datanglah orang yang dimaksud.

Santriwati yang yang dituju oleh cak mif menggunakan cadar, yang membuat cak mif dan cak jahlun tidak mengetahui wajah santriwati tersebut.

Akan tetapi cak mif sudah mengetahui santriwati tersebut karena memang tetangganya. Dan terjadilah obrolan tentang masalah orda antara cak mif dan santriwati itu.

Di samping cak mif duduklah cak jahlun dengan gaya yang beda dari biasanya, gaya duduknya penuh sopan santun dan tatakrama yang mulia juga menundukkan kepala seolah-olah sedang memejamkan pandangan dari hal-hal yang diharamkan seolah-olah sedang mengamalkan ayat.

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ

"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman,’Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (QS. An-Nur [24] : 30)

Cak mif begitu heran dengan cak cahlun yang tak seperti biasanya, karena seketika itu dia berubah 180 derajat.

Setelah keperluan orda antara cak mif dan santriwati tersebut selesai, akhirnya santriwati tersebut pamit dan undur diri dari keduanya dan kembali ke kamarnya.


Tinggal cak mif dan cak jahlun berdua berada di ruang tamu pondok pesantren Putri walisongo

Karena keheranan dengan gaya dan sikap cak jahlun, cak mif bertanya "cak, sampean itu kenapa? kok sekarang berubah, seakan-akan gayamu sekarang sudah kayak ulama' atau guru besar saja"


Seketika cak cahlun menadungkan sebuah nadzhom

بِكْرٌ مَنِيعٌ سِتْرُهَا لِمَنْ دَنَا # وَمَنْ أَتَاهَا خَاضِعًا نَالَ الْمُنَى


Cak mif faham dengan apa yang dimaksud oleh cak jahlun dan isyarat yang ada pada nadzom tersebut

Akhirnya cak mif buka kartu dan berkata pada cak jahlun "cak, cewek yang tadi itu wajahnya biasa-biasa saja, tidak cantik sama sekali"


Seketika itu cak jahlun tepok jidat dan berkata "waaah.... rugi aku"


NB:


بِكْرٌ مَنِيعٌ سِتْرُهَا لِمَنْ دَنَا # وَمَنْ أَتَاهَا خَاضِعًا نَالَ الْمُنَى

Gadis Jelita hijab rasa malunya akan menjadi penghalang (mencegah) bagi siapa saja lelaki yang mendekat # dan barang siapa yang mendatanginya dengan sopan santun dan tatakrama yang mulia maka dia akan mendapatkan anugrah (dapat mempersuntingnya)
Disqus Comments